Jumat, 24 Mei 2013

BENANG SARI (stamen)


Benang sari (Stamen)
Merupakan metamorposis dari daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan.
Pada benang sari dapat dibedakan tiga bagian berikut :
1.      Tangkai sari (filamentum) yang berbentuk benang,
2.      Kepala sari (anthera) yang terdapat di ujung tangkai sari,
3.      Penghubung ruang sari (connectivum) yang merupakan lanjutan tangkai sari yang menghubungkan kedua bagian kepala sari yang terdapat di kanan kiri penghubung ini.

Berdasarkan letak duduknya, benang sari digolongkan lagi, yaitu :
1.      Benang sari jelas duduk pada dasar bunga (tumbuhan Thalamiflorae), misalnya pada jeruk (Citrus sp.)
2.      Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak (tumbuhan Calyciflorae), misalnya pada mawar (Rosa hybrid Hort.)
3.      Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga (tumbuhan Corolliflorae), misalnya pada buntut tikus (Heliotropium indicum L.)


Jumlah benang sari dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
  1. Benang sari banyak, yaitu jika dlam suatu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari sperti halnya yang terdapat pada jambu-jambuan (Myrtaceae). Contohnya pada tanaman jambu biji (Psidium guajava L.  
  1. Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya. Dalam hal ini benang sari biasanya tersusun dalam dua lingkaran, mengenai duduk daunnya pada tajuk terdapat dua kemungkinan yaitu :
  1. Diplostemon (diplostemonus), yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar duduk berselig dengan daun-daun tajuk, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherima L.Swartz).
  1. Obdiplostemon (obdiplostemonus), jika keadaan benang-benang sari pada lingkaran dalamlah yang dudukya berseling dengan daun-daun tajuknya, misalnya pada tumbuhan geranium (Pelargonium odoratissimum Hort.).
  1. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang, dalam hal ini duduk daun benang sari pada tangkai dibedakan menjadi :
  1. Episepal (episepalus), artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak, dan berseling dengan daun-daun tajuk.
  2. Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun kelopak.
Benang sari yang terdapat pada suatu bunga, ukurannya dapat sangat bervariasi ada yang panjang dan ada pula yang pendek, bertalian dengan panjangnya benang sari yang terdapat pada suatu bunga, dapat dibedakan menjadi :
a.       Benang sari panjang dua (didynamus), jika dalam satu bunga terdapat misalnya 4 benang sari, dai diantara 4 benang sari tersebut, dua diantaranya panjang dan dua benang sari yang lain pendek, misalnya benang sari pada bunga kemangi (Ocimum basilicum L.).
b.      Benang sari panjang empat (tertradynamus), jika dalam satu bunga terdapat 6 benang sari, 4 diantara benang sari tersebut panjang dan dua benag sari sisanya pendek, misalnya benang sari pada bunga lobak (Raphanus sativus L.)
Umumnya benang sari terpisah dengan bagian putik, namun ada kalanya benang sari berlekatan dengan putik membentuk suatu badan yang dinamakan : ginostemium (gynostemium).

Tangkai sari (Filamentum)
Meilhat jumlah berkas yang merupakan perlekatan benang sari, benang sari dapat dibedakan menjadi :
a.       Benang sari berberkas satu atau benang sari bertukal satu (monadelpus), yaitu jika semua tangkai sari pada suatu bunga berlekatan menjadi satu, berkas yang tengahnya berongga dan hanya bagian ujung tangkai sari yang masih bebas satu-sama lain, dapat dilihat pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
b.      Benang sari berberkas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus), jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok. Jumlah tangkasi sari pada masing-masing kelompok tidak selalu sama, benang sarinya tersusun dalam dua berkas (satu berkas 9 benang sari dan satu berkasnya lagi 1 benang sari/tangkai sari), dapat dilihat pada kembang telang (Clitorea ternatea L.).
c.       Benang sari berberkas banyak atau benang sari bertukal banyak, jika dalam satu bunga terdapat banyak benang sari, tangkai sari tersusun menjadi beberapa kelompok berkas, misalnya pada bunga kapok (Ceiba pentandra Gaernt.).
 Kepala sari (Anthera)
Adalah bagian dari benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, badan ini bentuknya bermacam-macam : bulat, jorong bulat telur, bangun kerinjal dll. Di dalamnya terdapat dua ruang sari (theca), tetapi ada juga yang satu atau lebih dari 2 ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas 2 Kantong sari(loculumentum), akan tetapi sekat pembatasnya dapat hilang sehingga hanya terdiri dari satu ruang saja.
Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari atau tepung sari (pollen). Setelag terjadinya persarian (jatugnya serbuk sari ke kepala putik), maka serbuk sari itu akan tumbuh menuju bakal biji, sehingga inti sperma pada serbuk sari dapat melebur dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga, peleburan tersebut dinamakan Pembuahan.
Serbuk sari merupakan badan yang sangat lembut, jika satu gumpalan terdiri atas 4 serbuk dinamakan pollen tetrade, jika pada satu gumpalan terdapat sejumlah besar serbuk sari disebut Pollinium, misanya pada anggrek.
Duduknya kepala sari pada tangkai sari dapat dibedakan menjadi :
  1. Tegak (innatus atau basifixus), jika kepala sari dengan tangkainya memperlihatkan batas yang jelas,  dan kepala sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini tidak memberikan kemungkinan gerak bagi kepala sarinya.
  2. Menempel (adnatus), jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi penghubung ruang sari, atau kepala sari sepanjang penghubung ruang sarinya menempel pada ujung tangkai sari.
  3. Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat digerak-gerakkan atau bergoyang, misalnya benang sari suku rumput-rumputan (Graminae).

(Kepala sari)
Agar serbuk sari dapat keluar dari ruang sari, kepala sari harus terbuka. Cara terbukanya kepala sari dapat dibedakan menjadi :
a.       Dengan celah membujur (longitudinallter dehiscens), terbagi menjadi :
  1. Menghadap ke dalam (intorsum), misalnya pada bunga matahari.
  2. Menghadap ke samping (lateralier), misalnya pada Begonia.
  3. Menghadap keluar (extrorsum), misalnya pada bunga semprit (Belamcanda chinensis Leman).
b.      Dengan celah yang  melintang (transversaliter dehiscens), misalnya pada beberapa tumbuhan suku Euphorbiaceae.
c.       Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris dehiscens), misalnya pada kentang (Solanum tuberosum L.).
d.      Dengan kelap atau katup-katup (valvis dehiscens), misalnya pada keningar (Cinnamomun zeylanicum Breyn).
(Bermacam-macam cara pembukaan benang sari)
Penghubung ruang sari (connectivum) biasanya berukuran kecil, sehingga tidak terlalu terlihat, pada penghubung ruang sari ini juga sering terdapat alat-alat tambahan. Benang sari yang tidak sempurna perkembangannya dinamakan staminodium,  karena tidak menghasilkan serbuk sari, dapat juga disebut sebagai benang sari yang mandul.

Buah . Ikhtisar Buah Sejati Tunggal Yang Berdaging


Ikhtisar Buah Sejati Tunggal Yang Berdaging
Buah yang termasuk golongan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak, walaupun ada pulayang jika sudah masak kemudian pecah, misalnya buah pala (Myristica fragrans Houtt.).
Buah sejati tunggal yang berdaging dibedakan sebagai berikut :
a.    Buah buni (bacca) ialah buah yang dinding buahnya mempunyai dua lapisan, lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair, seringkali dapat dimakan. Biji-bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak itu. Buah buni dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah dengan satu atau beberapa ruang. Buah buni yang berdinding tebal dan dapat dimakan misalnya :
Buah pepaya (Carica papaya L.) , buah belimbing (Averrhoa carambola L.), sawo manila (Achras zapota L.) dll.
Yang kulit buahnya tidak begitu tebal, seringkali mempunyai sifat yang agak kaku seperti kulit, tidak lunak dan tidak berdaging, biji terdapat bebas didalamnya, misalnya :
Buah duku (Lansium domesticum Corr.), buah rambutan (Nephelium lappaceum L.
Dari buah ini yang dapat dimakan bukan kulit buah yang sebelah dalam melainkan salut bijinya (arillus).

b.   Buah mentimun (pepo). Buah ini dari sudut susunannya jauh berbeda dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang bagian luar lebih tebal dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih mempunyai bagian yang kosong.
Buah ini terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat sejati, tetapi ujung daun-daun buah itu melipat lagi kearah dinding buah, sehingga ruang-ruang yang telah terjadi dari tengah-tengah buah terbagi lagi oleh sekat-sekat yang tidak sempurna. Dengan demikian buah mentimun pada mulanya mempunyai tiga ruangan, yang masing-masing terbagi dua lagi oleh sekat yang tidak sempurna. Jika buah telah masak, sekat-sekat lenyap sehingga buah hanya mempunyai satu ruangan saja dengan rongga yang kosong ditengahnya.
Buah mentimun terdapat pada jenis-jenis tumbuhan  suku Cucurbitaceae, misalnya : Mentimun (Cucumis sativus L.), waluh (Cucurbita moschata Duch.), semangka (Citrullus vulgaris Schrad.), juga pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Passifloraceae, misalnya : markisah (Passiflora quadrangularis L.), buah negri (Passiflora edulis Sims.) dll.
c. Buah jeruk (hesperidium). Buah ini dapat pula dianggap sebagai variasi buah buni. Kulit buah mempunyai tiga lapisan, yaitu :
-        Flavedo, yaitu lapisan luar yang kaku menjangat dan mengandung banyak minyak atsiri, yang mula-mula berwarna hijau, tetapi jika buah masak warnanya berubah menjadi kuning atau jingga.
-        Albedo, yaitu lapisan tengah yang bersifat seperti sepon, terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna putih.
-        Lapisan dalam yang bersekat-sekat, sehingga terbentuk beberapa ruangan. Dalam ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang berair, dan bijinya terdapat bebas, di antara gelembung-gelembung ini.
Buah ini terdapat pada semua marga jeruk (Citrus sp.), misalnya jeruk besar (Citrus maxima Merr.), jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.), jeruk nipis (Citrus aurantufolia Swingle) dan semua jeruk lainnya.
d. Buah batu (drupa). Buah ini mempunyai kulit buah terdiri atas tida lapisan kulit yaitu :
-        Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), yang tipis menjangat, biasanya licin mengkilat.
-        Kulit tengah (mesocarpium), yang tebal berdaging atau berserabut, kalau berdaging seringkali dpat dimakan.
-        Kulit dalam (endocarpium),yang cukup tebal, keras dan berkayu. Lapisan ini amat kuat dan kadang-kadang amat keras seperti batu, karena lapisan inilah maka disebut buah batu.
Buah batu antara lain pada pohon mangga (Mangifera indica L.) yang kulit tengahnya tebal berdaging dan dapat dimakan, pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan nyamplung (Calophyllum inophillum L.) yang mempunyai kulit tengah yang berserabut, dan menyebabkan buah menjadi ringan, dapat terapung-apung, dan dapat dipencarkan dengan perantara air.
e. Buah delima. Kulit buah yang merupakan lapisan luar kaku seperti kulit atau hampir mengayu, lapisan dalamnya tipis, licin. Buah ini mempunyai bebrapa ruang dengan biji-biji yang mempunyai salut biji (arillus) bebas dalam ruang-ruang tadi, misalnya pada delima (Punica granatum L.).
f. Buah apel (pomum), seperti buah batu dengan kulit dalam yang tipis, tetapi cukup kuat, seperti kulit, kulit tengah tebal, lunak, berair, biasanya dapat dimakan. Buah ini mempunyai beberapa ruangan tiap ruangan mengandung satu biji. Misalnya pada buah apel (Pyrus malus L.), pohon per (Pyrus communis L.)

 Buah Sejati Ganda
Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh mrnjadi buah sejati, tetapi semuanya berkumpul pada satu tangkai.
Menurut sifatnya, buah sejati ganda dibedakan dalam :
                  a.          Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida Hort.). dalambadan yang berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah kurung.
                  b.          Buah batu ganda, pada jenis-jenis robus (Robus fraxinifolius Poir.), bunganya mempunyai bakal banyak buah , yang kemudian masing-masing tumbuh menjadi buah batu.
                  c.          Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung, terdapat antara lain pada pohon cempaka (Michelia champaka L.).               
        e. Buah buni ganda, seperti diatas, tetapi bakal buah berubah menjadi buah buni, misalnya srikaya (Annona squamosa L.)

Buah Sejati Majemuk
Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah, yang masing-masing berasal dari satu bunga. Kadang-kadang buah majemuk nampak seperti satu buah saja.
Buah sejati majemuk dapat dibedakan dalam :
         a.          Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni, seperti terdapat pada nenas (Ananas comosus Merr.). pada buah nenas pada pembentukan buah ikut pula mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga, sehingga keseluruhannya nampak sebagai satu buah saja.

   b. Buah batu minyak, pada pandan (Pandanus tectorius Sol.) rangkaian bunga betinanya setelah mengalami penyerbukan/pembuahan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah luarnya, bahwa kelompokkan batu itu adalah kumpulan banyak buah. Masing-masing mempunyai kulit buah dengan tiga lapisan seperti buah kelapa, yaitu dengan lapisan tengah yang berserabut, hingga dapat mengapung dan dapat dipencarkan oleh air.

c. Buah kurung majemuk, terdapat pada bunga matahari (Heliantus annus L.). bunga tumbuhan ini merupakan bunga majemuk yang terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur ditengah, dan karena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan/pembuahan berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung  majemuk.










A.    Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji, dan jika masak dapatpecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia), atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya).
         a.          Buah berbelah (schiwarcarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji. Jika buah masak, buah pecah menjadi beberapa bagian, dan tiap bagian buah (mericarpium) mempunyai sifat seperti suatu buah kurung (achenium) atau buah keras (nux), jadi biji tetap di dalam ruangan (jika pecah menjadi beberapa bagian buah), buah berbelah dapat dibedakan dalam :
1.    Buah berbelah dua (diachenium), jika masak menjadi dua bagian buah, masing-masing bersifat sebagai suatu buah kurung yang hanya mengandung satu biji di dalamnya, misalnya buah pegangan (Centella asiatica Urb).
2.    Buah berbelah tiga (triachenium), jika masak pecahmenjadi tiga bagian buah, misalnya pada Trapaelom majus L.
3.    Buah berbelah empat (tetrachenium), seperti diatas, kalau masak pecah menjadi empat bagian buah, misalnya buah selasih (Ocimun basilicum L.)
4.    Buah berbelah banyak (polyachenium), jika masak pecah menjadi sejumlah (banyak) bagian buah, yang masing-masing bersifat seperti buah kurung.
        b.          Buah kendaga (rhegma). Buah ini bersifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya. Tiap bagian buah terbentuk dari sehelai daun buah, jadi buah ini tersusun atas sejumlah daun buah yang sesuai dengan jumlah ruangan (kendaga) yang terdapat dalam buah itu.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan dalam :
1.    Buah berkendaga dua (dicoccus), buah ini jika masak pecah menjadi dua bagian buah, masing-masing pecah lagi dan mengeluarkan satu biji.
2.    Buah berkendaga tiga (tricoccus), kalu masak pecah menjadi tiga bagian, masing-masing pecah dan mengeluarkan satu biji, misalnya :
Buah jarak (Ricinus communis L.)
Buah karet (Havea brasiliensis Muell.)
3.  Buah berkendaga lima (pentacoccus), seperti diatas dengan lima bagian buah masing masing dengan satu biji, misalnya buah Geranium.
4. Buah berkendaga banyak (polycoccus), jika buah mempunyai sifat-sifat seperti diatas, tetapi jika masak dapat menjadi beberapa bagian buah , masing-masing dengan satu biji yang dapat dikeluarkan.

c. Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan dalam :
1.    Buah bumbung (folliculus), buah ini tersusun atas sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji didalamnya, jarang sekali hanya mempunyai satu biji. Jika masak, buah pecah menurut salah satu kampuhnya, biasanya pecah pecah menurut kampuh perutnya,misalnya buah biduri (Calatropis gigantea Dryand.), dan bunga sari cina (Chataranthus roseus G. Don).
2. Buah polong (legumen). Buah ini terbentuk dari satu daun buah dan mempunyai satu ruangan atau lebih (karena adanya sekat-sekat semu). Jika sudah masak, buah ini pecah menurut dua kampuhnya (kampuh punggung perut dan kampuh punggung), atau terputus-putus sepanjang sekat-sekat semuanya. Buah yang demikian terdapat pada jenis tumbuhan suku : Papilonaceae, misalnya orok-orok (Clotaria sp.), Caesalpiniaceae, misalnya: kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.) dan Mimosaceae, misalnya pohon saman (Samania saman Merr.)
Begitu karakteristik buah ini untuk ketiga suku tersebut, hingga ketiga-tiganya ada pla yang menjadikan satu suku besar dengan nama: tumbuhan berbuah polong (Leguminosae).
Selain adanya sekat-sekat semu, yang menyebabkan ruang buah polong itu terbagi menjadi beberapa bilik, masing-masing dengan satu biji, ada pula buah polonh yang sifatnya menyimpang dari kedua tipe diatas, yaitu :
-      Buah masak didalam tanah , dan jika masak tidak pecah, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypongea L.) dan kacang bogor (Voandzeia subterranea (L.) Touars.)
-      Buah mempunyai kulit yang berdaging, dan jika masak juga tidak pecah, misalnya buah nam-nam (Cynometra cauliflora L.) dan buah asam (Tamarindus indica L.)
 -     Buah mempunyai susunan seperti buah batu dengan tiga lapisan kulit buah, hanya mempunyai satu ruang dan satu biji, jika masak tidak pecah, misalnya pohon gayam (Inocarpus edulis Forst).






3. Buah lobak
 atau polong semu (siliqua). Buah ini tersusun dua daun buah, mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perekatan daun buahnya. Buah ini membentuk sekat semu, sehingga kedua tembuni pada perlekatan daun buah terpisah  oleh sekat semu tadi, dan oleh sekat semu itu buah lalu terbagi menjadi dua ruangan, masing-masing dengan dua tembuni. Jika masak, buah ini pecah menurut kedua kampuhnya, tetapi tidak seperti buah polong yang pecahnya dari ujung buah, melainkan dari pangkal buah dan tetap berlekatan bagian ujungnya. Biji agak lama pada kedua sekat semu tadi, tetapi akhirnya akan runtuh pula. Terdapat pada warga suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea Coss.), dll.

Jika perbandingan lebar/panjang buah kurang dari 3, maka kita dapati buah lobak yang buntek atau pendek (silicua).
     
4. Buah kotak sejati (capsula). Buah ini terjadi dari dua daun buah atau lebih, dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya daun buah. Buah ini jika sudah masak juga membuka, hingga bijinya dapat keluar.      
Cara membuka buah ini bermacam-macam :
a)    Dengan katup-katup atau kelep (valva). Daun buah mulai lepas dari ujung buah, tetapi dipangkal tetap berlekatan.
Pecahnya buah ini dapat:
-     Membelah ruangan (loculicidus), hingga bijinya langsung dapat keluar (katup-katup di tengah daun buah). Contoh : buah durian (Durio zibhetinus Murr.)
-     Membelah sekat-sekat (septicidus), katup-katupnya sesuai dengan lipatan daun buahnya. Contoh : buah kesumba (Bixa orellana L.)
b)   Dengan retak-retak atau celah-celah (rima), buah pecah menurut bagian tengah katup-katup, pada ujung dan pangkal buah tetap berlekatan, misalnya pada buah anggerik (Orchidaceae).
c)    Dengan gigi-gigi (dens), jika buah pecah hanya sepanjang ujung atau pangkalnya, misalnya buah tanaman apyun (Papaver somniferum L.),
d)   Dengan tutup (operculum). Pada ujung buah terdapat bagian yang merupakan tutup, yang membuka jika buah suadah masak, misalnya buah krokot (Portulaca oleracea L.)







BUAH bag.3


Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
 Buah sejati dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu :
1.          Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :
-        Buah mangga (Mangifera indica L.) mempunyai satu ruang dengan satu biji. 
-        Buah pepaya (Carica papaya L.) yang terjadi dari beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.
-        Buah durian (Durio zibethinus Murr.) yang terdiri atas beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang, dan dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.

2.  Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah, misalnya buah cempaka (Michelia chaampaca Bil.).

3.  Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, miaslnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.)

Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :
a.    Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mangayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah (Arachis hypongea L.), padi (Oryza sativa L.), dll.a.    
b. Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga lapian, yaitu :
-     Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi seringkali kuat atau seperti kulit, dengan permukaan yang licin.
-     Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan daging buahnya (sarcocarpium), misalnya pada mangga (Mangifera indica L.) 
-     Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya, seringkali cukup tebal dan keras, misalnya pada kenari (Canarium commune L.) dan kelapa (Cocos nucifera L.).

Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Kering
Buah sejati tunggal kering dapat dibedakan dalam :
A.    Buah sejati tunggal yang hanya mengandung satu biji, biasanya kalau masak buah ini tidak pecah (indehiscens).
                  a.          Buah padi (caryopsis), buah ini berdinding tipis, mengandung satu biji, dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang berlekatan juga dengan bijinya. Pada buah yang demikian orang seringkali tidak membedakan buah dengan biji, misalnya :
Buah padi (Oryza sativa)
Sebutir gabah atau sebutir jagung yang sehari-hari kita namakan biji, sebenarnya adalah buah.

b. Buah kurung (achenium), yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan, misalnya : Buah bunga matahari (Heliantus annus L.)

c. Buah keras (nux), separti buah kurung, bedanya hanya karena buah ini mempunyai kulit buah yang kaku atau keras berkayu dan menurut sifat bakal buah asalnya, kalau semula berasal dari bakal buah beruang satu disebut buah kurung, jika semula berasal dari bakal buah yang beruang banyak tetapi kemudian semua ruang lebur menjadi satu disebut buah kera, misalnya pada buah sarangan (Castanea argentea BL.)

d. Buah keras bersayap (samara), seperti buah keras, tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap, yang menyebabkan buah dapat beterbangan jika tertiup angin, seperti misalnya warga suku Dipterocarpaceae.